Habibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Ayahnya yang berprofesi sebagai ahli pertanian berasal dari etnis Gorontalo dan memiliki keturunan Bugis, sedangkan ibunya beretnis Jawa. B.J. Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari pada tanggal 12 Mei 1962, dan dikaruniai dua orang putra, yaitu Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.
Habibie pernah menimba ilmu di SMA Kristen Dago (Bandung). Kemudian dilanjutkan belajar teknik mesin di Universitas Indonesia Bandung (Sekarang Institut Teknologi Bandung) pada tahun 1954. Pada 1955-1965 ia melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen, Jerman Barat, menerima gelar diplom ingenieur pada 1960 dan gelar doktor ingenieur pada 1965 dengan predikat summa cum laude.
Selama menjadi mahasiswa tingkat doktoral, BJ Habibie sudah mulai bekerja untuk menghidupi keluarganya dan biaya studinya. Setelah lulus, BJ Habibie bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm atau MBB Hamburg (1965-1969 sebagai Kepala Penelitian dan Pengembangan pada Analisis Struktrur Pesawat Terbang, dan kemudian menjabat Kepala Divisi Metode dan Teknologi pada industri pesawat terbang komersial dan militer di MBB (1969-1973).Atas kinerja dan kebriliannya, 4 tahun kemudian, ia dipercaya sebagai Vice President sekaligus Direktur Teknologi di MBB periode 1973-1978 serta menjadi Penasihast Senior bidang teknologi untuk Dewan Direktur MBB (1978 ). Dialah menjadi satu-satunya orang Asia yang berhasil menduduki jabatan nomor dua di perusahaan pesawat terbang Jerman ini.
Sebelum memasuki usia 40 tahun, karir Habibie sudah sangat cemerlang, terutama dalam desain dan konstruksi pesawat terbang. Habibie menjadi "permata" di negeri Jerman dan iapun mendapat "kedudukan terhormat", baik secara materi maupun intelektualitas oleh orang Jerman. Selama bekerja di MBB Jerman, Habibie menyumbang berbagai hasil penelitian dan sejumlah teori untuk ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang Thermodinamika, Konstruksi dan Aerodinamika. Beberapa rumusan teorinya dikenal dalam dunia pesawat terbang seperti "Habibie Factor", “Habibie Theorem” dan "Habibie Method".
Pada tahun 1973, Habibie kembali ke Indonesia atas permintaan mantan presiden Soeharto. Ia kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak tahun 1978 sampai Maret 1998. Ia diangkat menjadi ketua umum ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia), pada masa jabatannya sebagai menteri. B.J. Habibie menjabat Wakil Presiden (14 Maret 1998 - 21 Mei 1998) dalam Kabinet Pembangunan VII di bawah Presiden Soeharto, dan kemudian menjabat sebagai Presiden (21 Mei 1998 - 20 Oktober 1999) menggantikan Soeharto.
Informasi B.J. Habibie
Nama
Lahir
Kebangsaan
Istri
Anak
Alma mater
Profesi
Agama
Masa Jabatan
|
: Bacharuddin Jusuf Habibie
: 25 Juni 1936 (Parepare, Sulawesi Selatan)
: Indonesia Indonesia
Jerman (Kehormatan)
: Hasri Ainun Besari (Ainun Habibie)
: Ilham Akbar
Thareq Kemal
: Universitas Indonesia Bandung (sekarang ITB)
Rheinisch-Westfälische Technische Hochschule Aachen
: Insinyur
: Islam
: Presiden Indonesia ke-3 (21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999)
Wakil Presiden Indonesia ke-7 (11 Maret 1998 – 21 Mei 1998)
Menteri Negara Riset dan Teknologi Indonesia ke-4 (29 Maret 1978 – 11 Maret 1998)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Comment Tapi yang membangun ya (Jangan Spam) (^.^)